Bang Har (sepenggal cerita Puncak Lawu )
Awal pertemuan
kami memang tak disengaja .Pagi itu kabut menyelimuti puncak Hargo Dumilah Lawu,setelah mengabadikan pesona
sunrise. Tepat pukul 05.23 saya mulai beranjak turun. Sebelum turun saya
sempatkan mengunjungi tempat yang banyak disinggahi oleh para pendaki di
ketinggiaan 3100mdpl sambil menyinggahi warung Mpok Yem. Pagi itu memang sepi, tak ada
satupun pendaki kecuali saya dan seorang bapak yang lagi ritual di Hargo Dalem.
Bapak misterius yang bertemu saya tadi malam. Entah darimana dia muncul,
mungkin naik dari cemoro kandang. Tidak ada dalam rencana pendakian yang tergolong nekat ini^^
Dari sinilah
cerita bermula, Mengenakan celana berbahan katun bertuliskan avtech, dan baju
hangat berwarna hitam yang sudah lusuh
ditambah sepasang sendal jepit merek Swallow. Sambil menghisap rokoknya ia pun
mulai membuka bercerita.
Lawu(3265mdpl) |
” Sendiri aja nih?”, tanya Bang Har sambil
mengaduk secangkir kopi didepan perapian pondoknya. “ Iya, habis mo gimanalagi
nggak da temennya Bang. Semalem badainya gede, SB tembus bang. hampir gak kuat ni badan”, balasku.
Pondok Bang Har berada di sebelah kiri tangga masuk menuju Hargo Dalem ( petilasan
Prabu Wijaya). Sesekali mampirlah kesini
masbro, Beliau paling seneng kalo ada anak Mapala yang nimbrung di
pondoknya..he. Tak bisa dipungkiri memang nyaman sekali berada di pondoknya bang
Har serasa ada di Villa kawasan Puncak Bogor. Bak ueforia menemukan
perkampungan di padang pasir, setelah semalaman tubuhku berjuang melawan
dinginnya badai Lawu yang menembus hingga
tulang saatnya untuk sedikit bersantai.(lebay edisi hipotermi sendirian^^).
Apalagi tadi malam, sempet spot jantung
gara-gara bapak misterius dan temannya dari alam lain itu..wkwkwk( lain waktu
kita cerita masbro, agak mistis..he)
Perbincangan
terus mengalir, Bang har tampak sangat senang sekali menceritakan pengalaman
hidupnya. Perbincangan kami semakin hangat kala Bang Har bercerita tentang
pengalamannya ketika masih muda. Ia dulunya seorang Mapala dari sebuah
Universitas ternama di Jawa Timur (tapi beliau Cuma senyum ketika saya tanya
nama KPAnya), menjadi Tim SAR di penjuru negeri sudah pernah ia jalani. Mulai
dari bencana Letusan Gn. Agung pada pertengahan dekade ‘70an, banjir bandang di
Jakarta, bencana Tsunami di Aceh dan Kep. Nias, hingga bencana Situ Gintung
baru-baru ini. Terakhir Ia aktif sebagai anggota PMI. Banyak KPA yang
meminta Bang har untuk turut mendiklat,
memberikan materi survival, SAR atau hanya sekedar bercerita berbagi pengalaman
hidupnya.
Walau telah
banyak malang melintang dalam dunia kepencintaan alam, Laki-laki kelahiran Pasuruan
ini terlihat sangat sederhana dengan Senyum yang lepas, hangat sekali senyumnya
bro. Tiba-tiba saya merasa Seolah-olah sedang didiklat dengan materi teknis
Gunung Hutan, Survival, dan Navigasi
darat. Bang Har memang hebat, jempolan..wkwkwk.
Rasa penasarn
ku pun mulai terusik,
“ Orang rumah dimana bang??”
“ masih single ni”, jawab bang Har
Ya, panggilan
jiwa seorang Har telah membawanya hidup selaras dengan alam. Jauh dari hiruk
pikuk peradaban. Beliau lebih memilih tinggal sendirian, meninggalkan keluarga
(bapak, ibu dan adik2nya). Pilihan hidup yang tidak mudah memang, namun itulah
bang Har dalam Kesederhanaan dan kebersahajaannya yang menginspirasi itu.
Yang unik
adalah Ia nggak mau menyebut dirinya dan orang lain senior kalau belum ada bukti dilapangan.
“ Kalo
Elu bisa Survive delapan hari aja
dihutan dengan garem, piso, ama korek api baru bisa dibilang Elu Senior”, katanya
Saya banyak
Belajar dari kearifan seorang Bang Harno Celeng, Beliau mengabdikan dirinya
untuk alam dengan penuh totalitas. Diusianya
yang Hampir menginjak 60 tahun,ia masih peduli dan mau berbagi tanpa mengharap
pamrih. Dan Ia masih terlihat gagah dan kuat. Ya, alam telah menempanya menjadi
sosok yang kuat masbro..
Ternyata, Masih
ada keinginan terpendam yang belum terwujud. Mendaki Gn. Rinjani bersama teman-teman
sesama Mapala dulu. Ya semoga saja keinginan Bang Har terwujud, dan semoga kita
bisa ketemu lagi Bang. amin. Salam lestari dari SPA946!!
Bersama Bang Har Celeng |
Mpok Yem dengan Fose yg khas |
Komentar
Posting Komentar